Perasaan yang sama pada dua orang yang namanya hampir sama dan dapat dipastikan ujung dari cerita yang sebenarnya ga pernah dimulai ini akan hampir sama juga.
Hanya ada sedikit perbedaan diantara kedua keadaan ini, intensitas kedekatan saya pada orang kedua tidak sedekat saya dengan orang yang pertama (dulu). Jadi saat cerita ini sampai di akhirnya yang sama paling tidak rasa kecewa yang akan muncul lebih sedikit daripada rasa kecewa saat akhir cerita dengan orang pertama.
Perasaan yang awalnya hanya candaan, entah mengapa jadi sering terfikirkan. Mungkin hanya timbul karena sering diperbincangkan, jadi mungkin hanya perasaan semu belaka. tapi yang akan menjadi masalah jika ternyata perasaan itu memang nyata dan sialnya saya sadar saat sudah sangat terlambat. Terlalu lambat untuk memulai sehingga terlalu dini untuk mengakhiri.
Sebelum pernah merasakan kenyamanan dan sebelum tenggelam terlalu dalam, semuanya dipaksa untuk segera hilang, lenyap, dan bahkan hancur.
Ini bukan permasalahan sang waktu. bukan juga masalah si keadaan tapi hanya perkara tentang keberanian dan keputusan untuk memulai. Keyakinan untuk bilang iya atau bilang tidak, serta kefasihan membaca keinginan perasaan yang sejujur-jujurnya.
Gimana bisa ngejar seseorang yang terus berlari jika sepasang kaki ini hanya bisa diam dan membiarkan tubuh yang ditopangnya mematung?
Dalam fase ini ga butuh kata penyesalan karena cerita ini dari awalnya hanya sebuah candaan tanpa di prediksi menjadi kenyataan.
2 comments:
like this! :)
thank you for read, comment, and like this abal-abal posting, anonym. haha :)
Post a Comment